Visi dan Pendekatan Kreatif Penulis
Cross-disciplinary Fusion – Blending archaeology, fine arts, textile craftsmanship, and contemporary aesthetics, Huang brings the mythic grandeur of a prehistoric queen vividly into the present.
Misi Sejarah – Untuk melindungi dan menyampaikan suara sejarah yang terwujud dalam giok dan peninggalan kuno.
Fusi Lintas Disiplin – Menggabungkan arkeologi, seni rupa, kerajinan tekstil, dan estetika kontemporer, Huang membawa kemegahan mitis seorang ratu prasejarah dengan jelas ke masa kini.
Mengapa Desain Kostum Penting
Pendiri 2W Fine Arts dan Ketua 2W Group.
Ia bukan hanya seorang pengusaha terkemuka tetapi juga penjaga setia seni kuno, dengan hasrat seumur hidup untuk barang antik giok. Sejak awal 1990-an, ketika ia pertama kali menemui artefak giok berusia 5.000 tahun, Huang telah menerima tanggung jawab untuk melestarikan dan mewariskan harta budaya ini. Koleksinya telah diakui secara internasional, termasuk undangan dan kolaborasi dengan para sarjana terkemuka dan Museum Victoria & Albert di London..
Menjembatani Arkeologi dan Imajinasi
Melalui kain, bordir, dan pola simbolis, kostum menjadi jembatan antara arkeologi dan imajinasi—mengubah artefak menjadi budaya hidup, dan memperkenalkan kembali seorang ratu bukan sebagai legenda yang jauh, tetapi sebagai kehadiran yang hidup dan menguasai di mata modern.
Mereconstruct Sejarah Melalui Desain
Walaupun tidak ada tekstil dari lima milenium yang lalu yang selamat, perhiasan giok yang indah yang ditemukan dari peradaban Liangzhu membuktikan bahwa keterampilan dan rasa keindahan mereka jauh melampaui citra primitif "kulit binatang dan sosok telanjang."
Dengan merekonstruksi pakaian melalui bukti arkeologis, teks kuno, dan interpretasi artistik, desain kostum memungkinkan kita menyaksikan penyempurnaan sebuah peradaban yang terlalu sering direduksi menjadi mitos.
Untuk mewujudkan visi ini, Fusion Hung, seorang spesialis tekstil dan kostum, diundang untuk memimpin proses desain. Terlatih dalam teori tekstil dan kerajinan tradisional, Hung telah lama tertarik pada keindahan yang melekat pada serat dan narasi budaya yang terjalin di dalamnya. Latar belakang akademisnya di Universitas Katolik Fu Jen, di mana ia mempelajari arsip kostum tradisional dan tenun adat, membentuk kepekaannya terhadap bagaimana pola dan warna menjaga ingatan.
Hung mendasarkan rekonstruksinya pada penemuan arkeologis, simbolisme giok, dan teks klasik, menolak gagasan reduktif tentang "ketelanjangan primitif." Seperti yang ia argumenkan, sebuah peradaban yang mampu menciptakan mahakarya giok juga harus mengembangkan pakaian yang sama halusnya. Di bawah arahannya, kostum mengintegrasikan pewarna alami, pigmen mineral, bordir rumit, dan motif burung matahari, yang direalisasikan bekerja sama dengan pengrajin adat melalui tenun dan kerajinan manik-manik.
Hasilnya lebih dari sekadar kostum—ini adalah kebangkitan visual dari sebuah peradaban, memungkinkan Ratu Miao Yu melangkah keluar dari mitos dan ke dalam tatapan sejarah.
Desain kostum bukan sekadar pilihan estetika—ini adalah kunci untuk memulihkan sejarah dan menghidupkan kembali budaya. Dalam kisah Ratu Miao Yu dan Kerajaan Burung Matahari, pakaian lebih dari sekadar pakaian: itu adalah simbol yang terlihat dari pangkat, kekuasaan, dan mandat ilahi.